Kamis, 27 November 2008

Belajar dari Ustad Romadhon


Tadi malam, ustad Romadhon, yang biasa menjadi imam Mesjid Anasil-Mutaqin, datang ke rumah kami. Memang saya mengundangnya untuk mengajari anak saya, Faiz, mengaji. Namun sayang ketika saya minta untuk mengajari mengaji, jadwal ustad sudah padat. Dan kami harus menunggu untuk waktu lowongnya. Padahal anak saya perlu sekali bimbingan untuk mengaji. Akhirnya kami mencari guru mengaji yang lain.
Ustad Romadhon ini masih muda namun sudah mengisi pengajian dimana-mana. Lantunan ayat suci yang dibacanya ketika menjadi imam sungguh 'enak' dinikmati, membuat jamaah semakin khusu' atau malah ada yang ngantuk ... hehehe.
Walaupun sering bertemu baru kali ini saya dan keluarga berbincang-bincang langsung dengan ustad. Ternyata perjalanan hidupnya cukup unik dan kita bisa belajar dari ustad. Setelah lulus dari pondok pesantren, di daerah Jawa Timur, dia hijrah ke jakarta dan mendapat kerja di perusahaan leasing sepeda motor. Karirnya cukup bagus dan cukup mendapat fasilitas. Setelah hampir lima tahun bekerja, hati kecilnya mulai berontak untuk segera keluar dari pekerjaannya. Mengapa? Menurut ustad pekerjaannya tidak sesuai dengan hati nuraninya dalam mencari rejeki yang halal (berbau subhat katanya). Akhirnya ustad Romadhon memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, padahal dari segi gaji dan insentif sudah sangat mencukupi untuk istri dan 3 anaknya.
Sekarang ini, ustad Romadhon mengajar dan mengisi pengajian di berbagai tempat. Dan berencana untuk mendirikan yayasan untuk pendidikan yang berkaitan dengan bimbingan membaca Al-Quran dan bahasa Arab, pemotongan hewan kurban dan kelompok bimbingan ibadah haji.
Sambil berbincang sesekali nasehat keluar dari mulut ustad, mengenai rumah tangga, pencarian rejeki yang halal, dan anak-anak sebagai generasi penerus. Makasih Pak Ustad, banyak masukan dari Anda yang Insya Allah bisa kami pakai dalam kehidupan.

Go Success ....
Wasalam

Adjie, Pengelola www.jatibeningprivat.multiply.com

Kamis, 20 November 2008

Perubahan Nama Jatibening Privat


Ya.. Mulai bulan Juli 2008 Jatibening Privat berubah nama menjadi Science Club,
kenapa diubah??? …
Hmmm ,, sebetulnya ga diubah sih… tapi supaya bisa lebih luas pasarnya, dan lebih berkembang (amien)…
Jatibening Privat sendiri masih ada dan menjadi bagian dari Science Club …
Jatibening Privat melayani belajar Privat siswa SD-SMP-SMA yang dilakukan di rumah siswa. Sedangkan Science Club melayani belajar siswa di tempat kami (Bimbel Science Club).

Bimbingan Belajar SD, SMP, dan SMA Bimbingan Belajar di Science Club membantu dan membimbing siswa untuk dapat lebih meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Bimbingan Belajar disesuaikan dengan kurikulum sekolah siswa. Bimbingan Belajar secara Kelompok dan Privat.

Kelas yang Tersedia
1. SD : Kelas 1 -5 dan Kelas 6
2. SMP : Kelas 1 -2 dan Kelas 3
3. SMA : Kelas 1 -2 dan Kelas 3

Mata Pelajaran:
1. Matematika
2. Sains
3. Fisika
4. Kimia
5. Akuntansi

Wastam Sariadi, Sedekah Investasi Terbaik


Harian Republika, 20 April 2007

Berkecukupan secara materi, namun tak ada ketenangan batin. Itulah yang dialami oleh Wastam Sariadi ketika hidupnya hanya mengejar harta duniawi. ''Ketika itu yang ada dalam benak saya hanyalah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Akibatnya jiwa saya terasa kering kerontang,'' kata pria kelahiran Karanganyar, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 12 Februari 1977.

Pemilik perusahaan jamu ini memang berhasil meraih materi yang dikejarnya. Namun hidupnya tidak bahagia. ''Saya sering sakit-sakitan, dan telah berobat ke berbagai tempat, termasuk pengobatan alternatif. Namun tak juga kunjung sembuh. Hidup saya tetap terasa hampa,'' kata pengusaha muda ini. Suatu hari, Oktober tahun 2006, Wastam datang ke toko buku di Purwokerto. Perhatiannya tertuju kepada buku Mencari Tuhan Yang Hilang karya Ustadz Yusuf Mansur. Wastam tertarik. ''Kayak-nya buku ini sangat cocok untuk saya,'' begitu katanya. Ia pun membelinya.

Sesampai di rumah, ia segera membaca buku tersebut. Berhari-hari ia membacanya, dan merasakan isinya sangat menyentuh. Ia pun mendiskusikan buku tersebut kepada istrinya tercinta. Intinya, mereka bersepakat untuk melanggengkan sedekah. Sebagai pengusaha, Wastam telah membuktikan manfaat sedekah itu luar biasa. ''Satu kebaikan dibalas minimal 10 kali, bahkan 700 kali, atau bahkan lebih dari itu. Kenapa bisnis kita tidak kita bikin seperti itu? Kenapa kita tidak berbisnis dengan berbasis sedekah?''

Agama memerintahkan zakat 2,5 persen ditambah dengan sedekah. Wastam kini juga mengamalkannya. ''Dulu, 2,5 persen saja berat rasanya. Sekarang saya tak hitung-hitungan lagi soal sedekah,'' ujarnya. Ia mengibaratkan sedekah itu seperti manajer investasi. ''Sedekah itu ibarat kita menggaji fund manager. Ia kita bayar untuk mengembangkan dana kita.

Bila kita bersedekah 10 persen saja dari keuntungan kita, kata dia, maka Allah akan melipatgandakannya menjadi 100 persen, bahkan ribuan persen. Mana ada fund manager yang sehebat itu? Jadi, sedekah adalah investasi terbaik, yang hasilnya luar biasa,'' ujarnya.

Sedekah tidak hanya mengembangkan harta, tapi juga menjaga keamanan harta yang ada agar tak tercampur dengan sesuatu yang haram maupun hal-hal tidak baik lainnya. ''Jadi, sedekah itu juga berfungsi sebagai security manager,'' ujar lelaki yang sudah dua kali umrah itu.

Wastam mengaku sudah menemukan Tuhan yang hilang. ''Ternyata kebahagiaan itu akan mudah kita raih kalau kita hidup untuk akhirat. Kuncinya ada dalam sedekah,'' kata pria yang mewakafkan lahan seluas 17 hektare di Purwokerto yang disiapkan untuk mengembangkan cabang Ponpes Darul Quran/ Tahfiz Quran Wisata Hati di Jawa Tengah ini.

Oleh : ika
pengusahamuslim.com