Rabu, 30 Desember 2009

Memiliki Bisnis Restoran dengan Prinsip BOCOL Entrepreneur University





D
i usia yang 23 tahun, Dipo Ilham Nurhadi, sudah memiliki tiga cabang restoran RM Sederhana dan beberapa franchise retail, di antaranya Alfamart dan Circle-K. Tentu saja semua memiliki omzet yang luar biasa. Coba kita ambil contoh dari satu restoran saja per hari omzetnya 17 juta rupiah, bahkan di akhir Minggu bisa lebih besar lagi omzetnya. Bayangkan kalau sudah punya tiga cabang.

Bagaimana bisa membangun bisnis dengan waktu yang sangat singkat seperti yang dilakukan Alumni EU Jakarta Angkatan 74 ini?
“Semua berawal dari networking,” kata Dipo menjelaskan betapa pentingnya jaringan, hubungan bisnis, pertemanan, mitra kerja, atau apalah namanya.
Salah satu hobi saya adalah otomotif, waktu itu saya bergabung dengan club penggemar otomotif. Dan di antara teman-teman di dalam club tersebut adalah anak pemilik merek restoran RM Sederhana. Selanjutnya kita bekerja sama untuk membuat rumah makan. Setelah itu, berlanjut dengan bisnis–bisnis yang lain.
Khusus untuk rumah makan sederhana di Cinere, ada cerita menarik. Setelah sekian lama mendapatkan tempat (property) untuk membuka restoran, Dia menggunakan cashflow orang lain untuk mendapatkan pinjaman dari Bank. Sehingga bisa dibilang, Dipo memulai bisnis dengan cara BOCOL (Berani Optimis Cashflow Orang Lain). Karena track record yang baik dari RM Sederhana, tidak lama aplikasi pinjaman Dipo disetujui Bank. Bahkan dari Bank tersebut, Dia mendapat Cashback yang cukup besar untuk memulai usaha restorannya.
Ketika ditanya mengapa memilih bisnis restoran atau rumah makan. “Bisnis rumah makan adalah bisnis yang paling cepat repeat order nya, orang makan 3 kali sehari. Dan restorannya merupakan restoran yang menyajikan makanan pokok (makanan rumahan) artinya setiap orang pasti membutuhkannya. Selain itu, saya bahagia bisa menyediakan makan bagi orang lain,” tambahnya.
Dalam hal urusan SDM, untuk rumah makannya, Dipo menggunakan sistem yang diterapkan oleh rumah makan padang yaitu sistem bagi hasil. Hal ini, tentu saja sangat efektif, mengingat kemajuan dari usaha tersebut diupayakan bersama antara karyawan dan pemiliknya. Selain itu juga, dengan sistem bagi hasil akan memacu semangat untuk berusaha mendapat hasil yang lebih baik.

Dipo pun berbagi kunci sukses bisnis kuliner. “Bisnis kuliner (rumah makan) bisa berhasil dengan menerapkan atau memperhatikan empat hal berikut. Pertama, DAPUR, termasuk kebersihan, kualitas masakan, dan pilihan menu. Kedua, PALUNG (display luar) yang akan menarik minat orang untuk membeli. Ketiga, CHASIER, yang mengurus bagian pembayaran. Dan yang keempat, PURCHASING, untuk bagian pembelian bahan baku.
Kiat sukses apa yang dimiliki, lulusan Universitas Trisakti ini? Ketika ditanya apa kiat kesuksesannya. Dipo menjawab: “kita tempel saja orang yang sudah sukses.” Tentu saja disesuaikan dengan bidang usaha yang kita minati. Kalau Anda tertarik bidang pendidikan akan lebih baik mengambil Franchise Primagama atau untuk rumah makan dengan kualitas restoran bergabung dengan RM Sederhana akan lebih cepat sukses. Selain itu juga, dengan menempel orang atau usaha yang sudah sukses dapat mengurangi resiko kegagalan, terutama bagi teman-teman yang baru akan memulai usaha. Yang kedua, Dipo juga menyinggung pentingnya memiliki property untuk memback-up usaha kita. Yang ketiga, Dipo juga mengingatkan mengenai networking, itu juga salah satu alasan mengapa Dia bergabung dengan Entrepreneur University (EU).
Sebagai penutup, Dipo yang kini sedang mengambil Program S2 di IPMI Bisnis School, mendorong teman-teman yang akan memulai usaha untuk segera membuka usaha, “Harus berani, buka usaha apa saja yang penting jalan dulu. Usaha yang pertama belum tentu menjadi usaha yang paling berhasil.” Motonya: “You do, You will Get It”.

Adjie, 2009
www.SeragamOnline.com

1 komentar:

Thanks for reading our blog, please make some comment.